Alhamdulilah :D
Tauhkan teman-teman seperti apa sih? Manuskrip Al-Qur’an
khususnya dari kota kelahiran ane Kalimantan Barat. Alhamdulilah saat ane
berjalan-jalan di Bazar MTQ International 1 Jam’yatul Qurra’ wal-Huffazh,
Pontianak 3-8 Juli 2012 ane masuk stand yang bernama Lajnah Al-Qur'an, Bayt Al-Qur’an awal ane masuk karena ane
tertarik dengan Al-Qur’an braile yakni Al-Qur’an yang menggunakan huruf Braile,
yakni biasa yang digunakan oleh saudara kita yang tuna netra untuk membaca,setelah ane bertanya-tanya sedikit eh kemudian ane diajari sedikit bagaimana cara membaca huruf braile
code braile yang ane photo sendiri |
ane terkesan dengan stand itu,dalam sebuah
qustioner yang mereka berikan tahukan tentang bayt al-qur’an? Ane yang masih
awam enda tahu tuh hehe. Tapi menurut yang ane baca dari sebuah katalog setelah
mengisi Quistioner tadi Bayt Al-qur’an & Museum Istiqlal didirikan untuk
meningkatkan kecintaan, pemahaman dan
pengamalan ajaran-ajaran Al-Qur’an. (ooo
cam tu, baru tahu saye hehe)
Nah didalam katalog tersebut
setelah ane baca subhaannallah lengkap
banget isinya tentang manuskrip-manuskrip yang ada di Pontianak dan juga di
Indonesia ^^v subhannllah, oke la temen-temen pasti mau tahukan gimana isinya
nih ane rangkum sedikit kalau mau info jelasnya cepat-cepat datang ke MTQ
Internasional atau kalau ga sempat boleh pinjam ke rumah ane kalau yang di
Pontianak la hehe.
monggo chek this out
Penulusuran manuskrip (naskah tulisan tangan) Al-Qur’an di
Kalimantan Barat menemukan 13 naskah mushaf Al-Qur’an. Disimpan oleh
perorangan, Kanwil Kementrian Agama, Keraton Kadariah, Museum Negeri Pontianak,
dan Pesantren Aman Sentosa di Sambas.
Kondisi sebagian besar mushaf tersebut telah rusak, tidak lengkap, berlubang
dan lapuk dan sebagian tidak bisa dibuka lagi. Informasi dalam kolofon (yaitu
cararan di naskah kuno mengenai penulis, tarikh, tempat, sponsor penulis, dan
sebagainya), sangat sedikit. Namun demikian, ada indikasi bahwa sebagian
penulis mushaf-mushaf tersebut disponsori oleh kesultanan Islam yang berkuasa
pada masa itu. Bahkan barangkali dapat dikatakan bahwa istana merupakan sponsir
utama penulis mushaf. Namun, ditemukan pula mushaf yang tidak terkait langsung
denga istana, dan patut diduga ditulis oleh guru , ulama dan penyebar agama
Islam pada masa itu. Salah satunya adalah mushaf Al-Qur’an yang disimpan di
Pesantren Aman Sentosa, Sambas.
Dari 13 Naskah yang ditemukan itu, lima naskah diantaranya
dapat diketahui penulisnya yaitu ditulis oleh bu Syarif Muhammad putra Bu
Syarif Kudus (mushaf 2); Sultan Syarif Abdurrahman bin Habib Syarif Husin bin
Muhammad al-Qadri, tahun 1771, pendiri Kota Pontianak (mushaf 3); syekh
Muhammad Ali, tahun 1802 (mushaf 4) ; Syekh Abdul Wahab pada 1804 (mushaf 5);
dan Haji Muhammad Husaeni (mushaf 6). Delapan mushaf lainya tidak diketahui
penulisnya maupun tahun penulisannya. Selain mushaf manuskrip, ditemukan pula
sebuah mushaf cetakan litografi, yang selesai dicetak pada 1891 (mushaf 7).
Dari aspek teks ayat, terdapat keragaman, ada yang
menggunakan rasm usmani, dan sebagian besar imla’i. Jumlah baris perhalaman
beragam, ada yang 17 baris, 16,15, dan 13, namun paling banyak adalah 15 baris.
Penulisan kata walyatalattaf (surah al-Khaf/18:19) yang dianggap sebagai
pertengahan Al-Qur’an. Ternyata sejak dahulu memperoleh perlakuan khusus, yakni
ditulis dengan huruf yang lebih besar atau lebih tebal, dan sebagian mushaf
ditulis dengan warna merah.
Menurut informasi, sesungguhnya manuskrip Al-Qur’an di Kalimantan Barat
jumlahnya cukup banyak, tetapi tidak sedikit yang telah dijual para pemiliknya.
Jika melihat banyaknya mushaf yang ditulis pada masa lalu, dan sebagian mushaf
tersebut berada di lingkungan keluarga kesulatanan, dapat diduga bahwa ada
keterkaitan erat antara penulis mushaf dan kesultanan yang berkuasa. Para
sultan, dengan demikian, merupakan penganjur penyalinan mushad Al-Qur’an, di
samping ulama, santri, dan para penganjur agama Islam pada masa lalu.
Mushaf 1
Koleksi Kanwil Kemenag Kalimantan Barat
|
Mushaf 2
Iluminasi awal mushaf
|
Mushaf 3
Koleksi keraton Kadariah, Pontianak
|
Mushaf 4
Iluminasi awal mushaf, tahun 1802. Koleksi Keraton Kadariah
Pontianak
|
Mushaf 5
Awal mushaf, Tahun 1804 M
Koleksi keraton Kadariah, Pontianak
|
Mushaf 6
Ragam qiraat sab’ah ditulis di pinggir kanan dan kiri
halaman
Koleksi pribadi
|
Mushaf 7
Mushaf cetakan litografi, tahun 1891.
koleksi Pemda Kalimantan Barat |
Mushaf 8
Awal Mushaf, tanpa iluminasi
|
Mushaf 9
Iluminasi awal mushaf
Koleksi Museum Negeri Kalimantan Barat
|
Mushaf 10
Iluminasi awal mushaf.
Koleksi Museum Negeri Kalimantan Barat
|
Mushaf 11
Iluminasi awal mushaf
Museum Negeri Kalimantan Barat
|
Mushaf 12
Awal surah
al-Hajj/27.
Koleksi pribadi
|
Mushaf 13
Iluminasi awal mushaf
Pesantren Aman Sentosa, Sambas
|
great posting boy :)
BalasHapusoleh-oleh EXPO,,hehe
Hm, berapa ya umur kitab2 sejarah itu?
hahaha
Hapusinilah borong yang gratisan brouser betumpuk hhe
hemm macam" ada yang tidak diketahui ada juga yang diketahui seperti mushaf 4 yang ditulis Syeikh Muhammad Ali pada tahun 1802.
ya tinggal dikurang-kurangkan aja hhe
trus mushaf 5 pada tahun 1804 penulisnya Syekh Abdul Wahab, mushaf 7 pada tahun 1891. dll lah hhe
ini pertanda bahwa islam juga berjaya dibumi kalimantan barat.. :)
BalasHapusna'am alhamdulilah :)
Hapuskeduluan deh hihihi..
BalasHapustapi agak beda dikit c isinye :D
hehehe wah psti punya ms lebih keren ckckc ditunggu ms ckck ^^
Hapus