Jumat, 06 Juli 2012

Khazanah Manuskrip Al-Qur'an Kalimantan Barat


Alhamdulilah :D

Tauhkan teman-teman seperti apa sih? Manuskrip Al-Qur’an khususnya dari kota kelahiran ane Kalimantan Barat. Alhamdulilah saat ane berjalan-jalan di Bazar MTQ International 1 Jam’yatul Qurra’ wal-Huffazh, Pontianak 3-8 Juli 2012 ane masuk stand yang bernama Lajnah Al-Qur'an, Bayt Al-Qur’an awal ane masuk karena ane tertarik dengan Al-Qur’an braile yakni Al-Qur’an yang menggunakan huruf Braile, yakni biasa yang digunakan oleh saudara kita yang tuna netra untuk membaca,setelah ane bertanya-tanya sedikit eh kemudian ane diajari sedikit bagaimana cara membaca huruf braile 

code braile yang ane photo sendiri


ane terkesan dengan stand itu,dalam sebuah qustioner yang mereka berikan tahukan tentang bayt al-qur’an? Ane yang masih awam enda tahu tuh hehe. Tapi menurut yang ane baca dari sebuah katalog setelah mengisi Quistioner tadi Bayt Al-qur’an & Museum Istiqlal didirikan untuk meningkatkan  kecintaan, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Al-Qur’an.  (ooo cam tu, baru tahu saye hehe)



Nah didalam katalog tersebut setelah ane baca subhaannallah  lengkap banget isinya tentang manuskrip-manuskrip yang ada di Pontianak dan juga di Indonesia ^^v subhannllah, oke la temen-temen pasti mau tahukan gimana isinya nih ane rangkum sedikit kalau mau info jelasnya cepat-cepat datang ke MTQ Internasional atau kalau ga sempat boleh pinjam ke rumah ane kalau yang di Pontianak la hehe.


monggo chek this out

Penulusuran manuskrip (naskah tulisan tangan) Al-Qur’an di Kalimantan Barat menemukan 13 naskah mushaf Al-Qur’an. Disimpan oleh perorangan, Kanwil Kementrian Agama, Keraton Kadariah, Museum Negeri Pontianak, dan Pesantren Aman Sentosa di  Sambas. Kondisi sebagian besar mushaf tersebut telah rusak, tidak lengkap, berlubang dan lapuk dan sebagian tidak bisa dibuka lagi. Informasi dalam kolofon (yaitu cararan di naskah kuno mengenai penulis, tarikh, tempat, sponsor penulis, dan sebagainya), sangat sedikit. Namun demikian, ada indikasi bahwa sebagian penulis mushaf-mushaf tersebut disponsori oleh kesultanan Islam yang berkuasa pada masa itu. Bahkan barangkali dapat dikatakan bahwa istana merupakan sponsir utama penulis mushaf. Namun, ditemukan pula mushaf yang tidak terkait langsung denga istana, dan patut diduga ditulis oleh guru , ulama dan penyebar agama Islam pada masa itu. Salah satunya adalah mushaf Al-Qur’an yang disimpan di Pesantren Aman Sentosa, Sambas.

Dari 13 Naskah yang ditemukan itu, lima naskah diantaranya dapat diketahui penulisnya yaitu ditulis oleh bu Syarif Muhammad putra Bu Syarif Kudus (mushaf 2); Sultan Syarif Abdurrahman bin Habib Syarif Husin bin Muhammad al-Qadri, tahun 1771, pendiri Kota Pontianak (mushaf 3); syekh Muhammad Ali, tahun 1802 (mushaf 4) ; Syekh Abdul Wahab pada 1804 (mushaf 5); dan Haji Muhammad Husaeni (mushaf 6). Delapan mushaf lainya tidak diketahui penulisnya maupun tahun penulisannya. Selain mushaf manuskrip, ditemukan pula sebuah mushaf cetakan litografi, yang selesai dicetak pada 1891 (mushaf 7).

Dari aspek teks ayat, terdapat keragaman, ada yang menggunakan rasm usmani, dan sebagian besar imla’i. Jumlah baris perhalaman beragam, ada yang 17 baris, 16,15, dan 13, namun paling banyak adalah 15 baris. Penulisan kata walyatalattaf (surah al-Khaf/18:19) yang dianggap sebagai pertengahan Al-Qur’an. Ternyata sejak dahulu memperoleh perlakuan khusus, yakni ditulis dengan huruf yang lebih besar atau lebih tebal, dan sebagian mushaf ditulis dengan warna merah.
Menurut informasi, sesungguhnya  manuskrip Al-Qur’an di Kalimantan Barat jumlahnya cukup banyak, tetapi tidak sedikit yang telah dijual para pemiliknya. Jika melihat banyaknya mushaf yang ditulis pada masa lalu, dan sebagian mushaf tersebut berada di lingkungan keluarga kesulatanan, dapat diduga bahwa ada keterkaitan erat antara penulis mushaf dan kesultanan yang berkuasa. Para sultan, dengan demikian, merupakan penganjur penyalinan mushad Al-Qur’an, di samping ulama, santri, dan para penganjur agama Islam pada masa lalu.


Mushaf 1
Koleksi Kanwil Kemenag Kalimantan Barat


Mushaf 2
Iluminasi awal mushaf

Mushaf 3
Koleksi keraton Kadariah, Pontianak
Mushaf 4
Iluminasi awal mushaf, tahun 1802. Koleksi Keraton Kadariah Pontianak
Mushaf 5
Awal mushaf, Tahun 1804 M
Koleksi keraton Kadariah, Pontianak

Mushaf 6
Ragam qiraat sab’ah ditulis di pinggir kanan dan kiri halaman
Koleksi pribadi
Mushaf 7
Mushaf cetakan litografi, tahun 1891.
koleksi Pemda Kalimantan Barat
Mushaf 8
Awal Mushaf, tanpa iluminasi

Mushaf 9
Iluminasi awal mushaf
Koleksi Museum Negeri Kalimantan Barat

Mushaf 10
Iluminasi awal mushaf.
Koleksi Museum Negeri Kalimantan Barat

Mushaf 11
Iluminasi awal mushaf
Museum Negeri Kalimantan Barat
Mushaf 12
Awal surah  al-Hajj/27.
Koleksi pribadi
Mushaf 13
Iluminasi awal mushaf
Pesantren Aman Sentosa, Sambas

6 komentar:

  1. great posting boy :)
    oleh-oleh EXPO,,hehe
    Hm, berapa ya umur kitab2 sejarah itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha
      inilah borong yang gratisan brouser betumpuk hhe

      hemm macam" ada yang tidak diketahui ada juga yang diketahui seperti mushaf 4 yang ditulis Syeikh Muhammad Ali pada tahun 1802.
      ya tinggal dikurang-kurangkan aja hhe
      trus mushaf 5 pada tahun 1804 penulisnya Syekh Abdul Wahab, mushaf 7 pada tahun 1891. dll lah hhe

      Hapus
  2. ini pertanda bahwa islam juga berjaya dibumi kalimantan barat.. :)

    BalasHapus
  3. keduluan deh hihihi..

    tapi agak beda dikit c isinye :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe wah psti punya ms lebih keren ckckc ditunggu ms ckck ^^

      Hapus

Mohon di kritisi dan di beri saran yang konstruktif, ane sangat mengapresiasi komentar teman-teman sekalian :)